Seringkali kita menganggap bahwa sariawan sering muncul di rongga mulut, ternyata tidak demikian. Sariawan punya tanda spesifik yang membedakannya dengan gejala penyakit lain.
Faktanya di dalam kulit kita ada banyak sel, lapisan dasarnya disebut sel basal. Saat ada yang tidak beres di kulit, sel tersebut bereaksi dengan berubah bentuk. Sel basal yang tadinya berbentuk kotak, naik menjadi segilima, naik lagi menjadi gepeng, dan akhirnya menjadi lapisan tanduk. Perubahan ini butuh waktu 2 hingga 4 minggu. Saat terkena sariawan, tubuh mengabari otak bahwa telah terjadi luka di rongga mulut.
Selanjutnya tubuh mendatangkan sel radang yang menimbulkan rasa sakit. Sel-sel radang yang mendatangi lapisan di bawah kulit memproduksi sejumlah zat kimia lalu muncullah dolor (sakit), kalor (panas), tumor (bengkak), rubor (kemerahan), dan fungtio laesa alias penurunan fungsi bibir. Itu sebabnya Anda jadi susah makan.
Untuk penyembuhan dianjurkan menutupi sariawan itu dengan covering agent agar makanan yang masuk tidak menginfiltrasi cekungan di bibir. Tujuan akhirnya, menghambat laju peradangan.
Saat peradangan dihambat, terjadi regenerasi jaringan kulit dan mempercepat proses penyembuhan. Kalau sudah diberi obat dan covering agent tidak sembuh juga, hati-hati siapa tahu itu kanker mulut. Anda juga patut waspada jika sariawan datang berulang kali.
Hal lain yang tak kalah penting untuk dilakukan, menjaga kebersihan mulut. Selain menyikat gigi, Anda bisa menggunakan obat kumur. Obat kumur dengan kandungan Povidone-Iodine terbukti secara klinis dapat membunuh kuman seperti bakteri, jamur, dan virus di area mulut dan tenggorok secara efektif.
Dianjurkan masyarakat menggunakan larutan yang mengandung Povidone – Iodine satu persen untuk berkumur dan menjaga kesehatan mulut, terutama apabila risiko infeksi atau iritasi di daerah mulut meningkat seperti sakit tenggorok, sariawan, gusi bengkak, dan bau mulut tak sedap.(*)