BERANDANEWS – Makassar, Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus merangkak naik.
Kota Makassar dan Kabupaten Gowa menjadi wilayah dengan angka tertinggi.
Data Dinas Kesehatan Sulsel, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, ditemukan 1.214 kasus baru HIV.
Kota Makassar ada 563 kasus atau hampir 46 persen dari total kasus di provinsi ini.
Kemudian Gowa berada di posisi kedua dengan 119 kasus, disusul Palopo (79 kasus), Bone (46 kasus), dan Toraja Utara (42 kasus). Sementara Kabupaten dengan angka terendah adalah Enrekang dengan 7 kasus, Luwu Utara 8 kasus, dan Pangkep 9 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Pemuda Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sulsel, Ibnu Hajar mengaku prihatin atas kasus HIV/AIDS di Sulsel yang terus meningkat.
“Tentu kami prihatin, dengan banyak nya kasus HIV/AIDS di Sulsel. Dimana peran pemerintah dalam hal mengendalikan penyebaran ini?,” ungkapnya.
Menurut Dosen Komunikasi UIN Alauddin Makassar ini, fenomena tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Sulsel menjadi bukti gagalnya pemerintah dalam melakukan langkah proteksi dini lewat intervensi kebijakan pemerintaha dalam hal ini dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas terkait lainnya.
“Ini bukti pemerintah gagal dalam melakukan langkah proteksi dini lewat intervensi kebijakan, dalam hal ini dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas terkait lainnya. Pemerintah seharusnya secara kolektif melakukan interfensi dalam hal menekan tingginya angka pengidap HIV/AIDS. Dan tentunya virus ini menjadi ancaman nyata bagi warga Makassar secara khusus dan warga sulsel umumnya,” jelas Ibnu Hajar.
Untuk itu Pemuda Perti Sulsel mendorong pemerintah baik ditingkat Provinsi hingga di Kabupaten Kota, untuk berperan nyata dengan kebijakan lebih strategis dan holistik dalam menekan penyebaran HIV/AIDS.
“Dibutuhkan juga langkah nyata dari seluruh stekholder pemerintah provinsi dan daerah untuk lebih berani dalam bersikap dan dengan kebijakan lebih strategis dan holistik dalam menekan penyebaran HIV/AIDS yang semakin mengkhawatirkan,” tambahnya.(*)