BERANDANEWS – Makassar, Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor 3, Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi (Indira-Ilham), mengarahkan perhatian pada masalah lingkungan yang masih menghantui pesisir kota.
Sampah plastik, logam, hingga limbah pestisida telah mencemari perairan dan membahayakan biota laut, pariwisata, serta kesehatan warga.
Indira menegaskan bahwa solusi berkelanjutan harus dimulai dari akar permasalahan, yaitu edukasi kepada masyarakat agar bijak dalam penggunaan plastik dan tidak membuangnya sembarangan.
“Dengan populasi yang terus bertambah, volume sampah juga ikut melonjak. Karena itu, kami mengajak masyarakat menerapkan konsep 5R: Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan Repair,” ungkapnya.
5R adalah prinsip pengelolaan sampah yang terdiri dari: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti), Replant (menanam kembali)
Sementara itu, Ilham menyoroti peran vital bank sampah di berbagai wilayah Makassar yang sudah berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan bahwa sampah seharusnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai, melainkan sebagai komoditi yang bisa dimanfaatkan.
Salah satu contohnya adalah bahan baku Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang akan segera beroperasi di Makassar.
Ilham optimis bahwa dengan berjalannya PSEL, gunungan sampah yang saat ini memenuhi TPA Tamangapa Antang akan berangsur berkurang.
Bahkan jika program PSEL berjalan lancar, warga Makassar pada tahun 2027 akan kesulitan mencari sampah untuk bahan baku PSEL.
Ilham bahkan berjanji, “Ketika tumpukan sampah di Antang sudah habis, kawasan itu akan kami ubah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) terpadu yang memberikan kesejukan baru untuk kota Makassar.”
Dengan visi yang jelas, Indira-Ilham siap membersihkan Makassar dan menjadikan sampah sebagai sumber energi, sekaligus memperbaiki lingkungan pesisir yang kian terancam.
Solusi Energi Ramah Lingkungan
Di tengah isu kelangkaan BBM dan gas 3 kg yang sering mengganggu sektor perdagangan dan jasa, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor 3, Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi (Indira-Ilham), menawarkan solusi strategis yang menjawab tantangan ini.
Meski bukan kewenangan daerah untuk mengatur produksi dan distribusi BBM dan gas, Indira-Ilham berkomitmen mengatasi dampaknya di Makassar, kota metropolitan dengan kebutuhan energi yang tinggi.
Indira mengungkapkan pentingnya kontrol distribusi agar kebutuhan gas dan BBM masyarakat tetap tercukupi.
“Kelangkaan BBM, gas subsidi 3 kg, hingga listrik yang tidak stabil (pemadaman) bisa mengganggu perdagangan di Makassar, Meski bukan kewenangan daerah, pemerintah kota harus ikut menyikapi,” kata Indira.
Ilham menambahkan, pemerintah pusat telah mendorong pengalihan ke energi yang lebih ramah lingkungan, termasuk insentif untuk kendaraan listrik.
Kota Makassar sudah mulai terapkan pada layanan transportasi homecare dottorota. Menggunakan mobil listrik.
Dengan berkurangnya ketergantungan pada energi fosil, stabilitas ekonomi Makassar diharapkan dapat terjaga.
Indira-Ilham juga menyoroti pentingnya penggunaan listrik yang efisien. Gerakan penghematan listrik, kata mereka, perlu diterapkan tidak hanya di daratan tetapi juga bagi warga di pulau-pulau sekitar Makassar.
Untuk wilayah kepulauan, pasangan ini berencana mengembangkan sistem energi listrik yang ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada BBM dan gas yang sering sulit diakses.
Dengan solusi-solusi ini, Indira-Ilham berharap stabilitas perdagangan dan jasa di Makassar akan lebih terjaga, sembari membawa Makassar menuju kota yang lebih berkelanjutan dan mandiri energi.
Indira-Ilham Akan Perkuat Edukasi dan Beri Makanan Bergizi Gratis
Calon Wakil Wali Kota Makassar, Ilham Ari Fauzi, menegaskan bahwa masalah stunting tidak selalu terkait dengan kemiskinan, melainkan erat dengan tingkat edukasi masyarakat.
Dalam debat kedua yang berlangsung pada Rabu, 13 November 2024, Ilham menekankan pentingnya edukasi gizi bagi calon orang tua dan masyarakat luas.
“Stunting itu relevan dengan edukasi, bukan hanya urusan PKK, tapi tanggung jawab seluruh warga dan komunitas,” ujar Ilham.
Ia mengungkapkan bahwa Makassar telah memulai inisiatif, seperti menyediakan shelter bagi warga untuk menyebarkan edukasi tentang gizi dan stunting.
Menurutnya, pemahaman masyarakat yang minim tentang makanan bergizi sering kali membuat mereka memilih makanan yang tidak mendukung pertumbuhan anak.
“Gizi tidak harus mahal. Misalnya, telur itu murah dan bergizi. Calon pengantin perlu diberi edukasi agar siap menangani stunting sejak dini,” tambah Ilham.
Senada dengan itu, Indira Yusuf Ismail, yang saat ini menjabat sebagai Ketua PKK Makassar, mengungkapkan peran aktif PKK dalam memberikan edukasi seputar gizi di media sosial dan melalui kunjungan langsung ke posyandu dan puskesmas.
Lewat program seperti “Bapak Asuh Stunting” dan “Dapur Stunting,” PKK Makassar berupaya menyebarkan pemahaman tentang pentingnya asupan bergizi.
Indira juga menyoroti bahwa berbagai lembaga dan komunitas telah dilibatkan untuk bersama-sama menekan angka stunting.
Meski sempat terjadi kesalahan data yang menyebut adanya kenaikan angka stunting, ia menegaskan bahwa langkah-langkah intervensi akan terus dilakukan untuk mencapai target zero stunting di Makassar.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, juga menerima penghargaan Satya Lencana Wirakarya pada Juni 2024 atas inovasi-inovasinya dalam menangani stunting di kota Makassar.
Dengan sinergi dari berbagai pihak, Makassar terus memperkuat langkahnya untuk menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting.(*)