Pengertian Ritual
Pengertian ritual secara harfiah adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata cara tertentu. Dalam ilmu sosiologi kata ritual berarti bahwa aturan-aturan tertentu yang digunakan dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang mengingatkan manusia pada ajaran tersebut.
Begitupala dalam ilmu antropologi agama, kata ritul adalah sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal, dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala, bukan sekedar sebagai rutinitas yang bersifat teknis, melainkan menunjuk pada tindakan yang didasari oleh keyakinan religius terhadap kekuasaan atau kekuatan-kekuatan mistis.
Berdasarkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengatakan arti ritual yakni hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan. Upacara ritual atau ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Pengertian ritual secara umum adalah “segala bentuk atau metode tertentu dalam melakukan upacara keagamaan atau upacara penting atau tatacara dalam bentuk upacara. Makna dasar ini menyiratkan bahwa, disatu sisi aktivitas ritual berbeda dari aktifitas biasa, terlepas dari ada tidaknya nuansa keagamaan atau kekhidmatan.
Maka dari beberapa penjelasan pengertian ritual di atas dapat disimpulkan bahawa kata ritual adalah serangkaian tindakan yang dilakukan terutama untuk nilai simbolis mereka. Karena hal demikian ini sudah menjadi tradisi masyarakat, termasuk oleh komunitas agama dan adat tertentu. Adapun tujuan ritual tersebut bervariasi. Acara ritual dapat memenuhi kewajiban agama atau cita-cita, memenuhi kebutuhan spiritual atau emosional, memperkuat ikatan sosial, menyediakan pendidikan sosial dan moral, menunjukkan rasa hormat atau penyerahan, memungkinkan seseorang untuk menyatakan afiliasi seseorang, mendapatkan penerimaan sosial atau persetujuan untuk beberapa event- atau ritual yang kadang-kadang dilakukan hanya untuk kesenangan ritual itu sendiri.
Adapaun dari segi tujuan ritual itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian penting antara lain:
a. Bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan
b. Bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan keselamatan dan rahmat,
c. Bertujuan untuk meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan.
Selanjutnya ritual dapat bedakan dari segi jangkauannya yakni; 1) Ritual sebagai teknologi, seperti upacara yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dan perburuan. 2) Ritual sebagai terapi, seperti upacara untuk mengobati dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 3) Ritual sebagai ideologis -mitos dan ritual tergabung untuk mengendalikan suasana perasaan hati, perilaku, sentimen, dan nilai untuk kelompok yang baik.
Contohnya, upacara inisiasi yang merupakan konfirmasi kelompok terhadap status, hak, dan tanggung jawab yang baru. 4) Ritual sebagai penyelamatan (salvation), misalnya seseorang yang mempunyai pengalaman mistikal, seolah-olah menjadi orang baru; ia berhubungan dengan kosmos yang juga mempengaruhi hubungan dengan dunia profan. 5) Ritual sebagai revitalisasi (penguatan atau penghidupan kembali). Ritual ini sama dengan ritual salvation yang bertujuan untuk penyelamatan tetapi fokusnya masyarakat.
Ritual di tinjau dari tingkatannya dapat dibedakan menjadi; 1) Ritual Islam yang primer adalah ritual yang wajib dilakukan oleh umat islam. Umpamanya, shalat wajib lima waktu dalam sehari semalam. Kewajiban ni disepakati oleh para ulama karena berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadist Nadi Muhammad Saw. 2) Ritual islam yang skunder adalah ibadah shalat sunnah, umpamanya bacaan dalam rukuk dan sujud, shalat berjama’ah, shalat tahajjud, dan shalat dhuha. 3) Ritual islam teritier adalah ritual yang berupa anjuran dan tidak sampai pada derajat sunnah. Umpamanya, dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Al-Nasa’i dan Ibnu Hibban yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “orang membaca ayat kursiy setelah shalat wajib, tidak tidak akan ada yang menghalanginya untuk mauk syurga. Meakipun ada hadist tersebut, ulama tidak berpendapat bahwa bacaan ayat kursiy setelah shalat wajib adalah sunnah. Karena itu, membaca ayat kursiy setelah shalat wajib hanya bersifat tahsini.