Hari Jadi Sulsel ke 353, Prof Marsuki DEA: Tidak Gampang Bangkit Pascapandemi

Logo HUT Sulsel 353 Tahun

BERANDANEWS – Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan genap berusia 353 tahun yang jatuh pada Rabu  (19/10).

Adapun Tema hari jadi kali ini adalah Sulsel Optimis, Sulsel Tangguh Ekonomi Berdaulat. Tema ini sejalan dengan kondisi riil Provinsi Sulsel yang tetap tangguh dan tetap bertumbuh serta tetap bangkit meski terseok seok pascapandemi Covid 19 yang melanda selama dua tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan selalu di atas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional membuat Sulsel penyumbang stabilitas ekonomi khususnya dari sisi pertumbuhannya secara skala besar.

Belum lagi capaian mampu menekan stunting, penurunan angka kemiskinan. Dari data BPS, penduduk miskin Sulsel per Maret 2022 berjumlah 777,44 ribu jiwa atau 8,63%. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, per Maret 2021 penduduk miskin Sulsel berjumlah 784,98 ribu jiwa atau 8,78%. Artinya, angka kemiskinan Sulsel menurun 0,15 persen.

Pembangunan infrastruktur saat ini terus menggeliat meski anggaran dua tahun terakhir seakan menyedot APBD Sulsel akibat penanganan Covid 19 di Sulsel.

Atas hal ini, pengamat ekonomi Sulsel dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Marsuki DEA menyebutkan apresiasinya terhadap Pemprov Sulsel yang dinahkodai Andi Sudirman Sulaiman selaku Gubernur.

“sesuai data-data statistik yang resmi ya. Artinya kinerja Pemprov selama setahun tersebut  menunjukkan kinerja yang baik yang dicapai ditengah masih sulitnya perkembangan keadaan akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai serta mulai timbulnya ancaman krisis global. Ini kinerja Sulsel sangat baik ini,” ujar Marsuki DEA, Selasa (18/10) di Makassar.

Dia mengharapkan kinerja seperti ini di Pemprov Sulsel tenru saja diharapkan kinerja serupa ini dapat terus berlanjut hingga tahun depan, meskipun mungkin tidak semudah setahun sebelumnya. Karena secara umum perekonomian secara globa diperkirakan terancan krisis.

“Namun saya percaya untuk Sulsel keadaan ancaman tersebut dampaknya tidak akan berat, sebab modal dasar pembangunan Sulsel masih bertumpu pada sektor pertanian, industri pengolahan, dan jasa yang tetap mempunyai tren perkembangan yang baik. Hanya memang masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Saya yakin pak gubernur bisa merealisasikan ini,” beber Guru Besar Unhas ini.

Diantara yang harus didorong gubernur  setiap periode anggaran, penyerapan anggaran yang sudah direncanakan dapat lebih optimal lagi dan diusahakan tidak ada dana Silpa. Sehingga diharap dampaknya akan lebih baik lagi. Selain itu upaya untuk meningkatkan PAD dari beberapa sumber harus terus digenjot sehingga tingkat kemandirian keuangan fiskal Pemprov akan semakin baik.

Selain itu, perlu Pemprov lebih meningkatkan kejasama lintas daerah dan  kota untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi masing-masing daerah dengan pendekatan saling mendukung terlaksananya  program kerja masing-masing daerah sesuai kepentingan dan potensinya.

Termasuk Pemprov perlu mengoptimalkan kerjasama program kerja dengan lembaga-lembaga atau otoritas strategis yang berlokasi di Sulsel, dibidang perbankan dan keuangan, utamanya BI, OJK, dan Perwakilan Kemenkeu di Sulsel, serta perhimpunan lembaga-lembaga  dunia usaha dan lembaga-lembaga perwakilan negara lain atau internasional di Sulsel.

“Terakhir, terus perlu menjaga stabilitas keamanan, sosial, dan kemasyarakatan agar masyarakat merasa aman dan terlindungi dalam melakukan berbagai  aktivitasnya. Pemprov Sulsel di bawah pak gubernur bisa ini,” tegas Prof Marsuki. (*)