Hadirkan Ustadz Firanda Andirja, PKK Sulsel gelar Kajian Online Muslimah

PKK Sulsel Gelar Kajian Online Muslimah Wanita

BERANDANEWS – Makassar, Tim Penggerak (TP) PKK Sulsel bekerjasama dengan Pemprov Sulsel dan Andalan Mengaji, menggelar Kajian Online Muslimah bersama Ustadz dr Firanda Andirja Lc, M.A, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Kamis,(22/4).

Kajian diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dari anak Naoemi Octarina, Plt Ketua TPP PKK Sulsel. Ust Firanda membawakan kajian melalui virtual dan diikuti oleh peserta on site di rumah jabatan dan dari berbagai daerah di Sulsel melalui aplikasi Zoom.

Plt Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina menyampaikan rasa syukur karena di bulan Ramadan ini dapat digelar kajian dengan tema wanita.

“Alhamdulillah pada kesempatan hari ini kita diberikan kesempatan untuk bisa berkumpul kembali mengadakan kajian bersama Ustadz Firanda terkait tema wanita di bulan Ramadan. Terima kasih kepada bapak/ibu maupun kaum muslimah yang hadir secara off line dan online,” kata Naoemi.

Ia berharap, dari pemaparan ilmu yang diberikan dan konsultasi terkait tema tersebut dengan Ustadz Firanda, dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di bulan Ramadan.

“Tujuan kegiatan ini memang setiap bulan kita lakukan, ada kajian islami baik muslimah dan bukan muslimah gabung. Tujuannya sebagai pencerahan jiwa dan rohani yang diberikan karena memang di masa pandemi, tentu banyak juga pertanyaan yang ingin kita tanyakan baik yang halal dan haram. Jadi untuk pencerahan meningkatkan iman dan takwa,” terangnya.

Ust Firanda menyampaikan, rahmat Allah di bulan Ramadan sangat mudah, sehingga pintu-pintu rahmat dibuka dan pintu langit dibuka bahwa isyarat amal saleh sangat mudah diterima.

“Di bulan Ramadan amal saleh dilipat gandakan, secara kuantitas dan kualitas. Karenanya di dalam hadis kata Nabi SAW, siapa umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.’ luar biasa pahalanya dilipatgandakan,” ujarnya.

Namun, tidak semua bisa merasakan hal ini. Sebagian menjalankan ibadah Ramadan seperti rutinitas tahunan dan ini membuat pahala yang diraih kecil. Oleh karenanya, menjalankan ibadah seperti puasa bukan hanya menjalankan rutinitas fisik. Tetapi berharap mendapatkan pahala dalam kondisi jiwa yang semangat.

Untuk itu, bulan Ramadan jangan disia-siakan. Lakukan ibadah dengan penuh semangat, baik itu salat, salat malam, bersedekah, baca qur’an.

“Siapa yang beramal saleh, laki-laki maupun perempuan masing-masing kita beramal. Sekarang kita sudah masuk di bulan berkah, Allah sudah kasih kita kesempatan untuk bertemu bulan yang mulia ini, maka manfaatkan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Selanjutnya, adapun amal saleh yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan, katanya, walaupun dengan kesibukan yang ada dan tidak menjadi alasan tidak beramal saleh. Di antara amal saleh yang dapat dilakukan, diantaranya membaca Al-Qur’an termasuk dengan target yang ingin dicapai selama Ramadan. Membaca dan metadabburi (merenungi) ayat-ayatnya, menghapal dan mengajarkannya.

“Maka harus ada target ibu-ibu untuk baca Al-Qur’an. Diantara ibadah yang sangat agung di bulan Ramadan adalah salat malam. Wanita yang terbaik adalah salat malam di rumah, taraweh di rumah, bisa dengan anak-anaknya,” sebutnya.

Namun, jika dalam pelaksanaanya di rumah kurang optimal atau berbagai hal lainnya, maka dapat melaksanakan salat di masjid. “Kalau wanita bisa salat malam di rumah itu yang terbaik. Tapi kalau di rumah ternyata dia tidak salat malam, baru dua-tiga rakaat sudah mengantuk, maka lebih baik ke masjid agar bisa salat malam dengan imam sampai selesai dan baca Al-Qur’an,” tambahnya.

Ia melanjutkan, ibadah agung lain adalah bersedekah. Nabi Muhammad SAW jelasnya, orang yang paling dermawan. Namun di bulan Ramadan semakin bertambah semangatnya bersedekah.

“Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dermawan dan puncak kedermawanannya ada di bulan Ramadan. Ibu-ibu dituntut untuk bisa dapat lebih bersedekah, lebih daripada bapak-bapak,” pesannya.

Ia menyebutkan dalam satu hadis, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW salat Id dan kemudian maju berkhotbah khusus untuk ibu-ibu. Nabi menyampaikan agar mereka bersedekah, karena banyak dari penghuni neraka jahannam adalah kaum wanita.

“Ada seorang wanita yang bertanya, kenapa kami banyak yang menjadi penghuni neraka jahannam? Kata Nabi, kalian suka tidak berterima kasih pada suami, suka mengingkari kebaikan suami dan kalian suka mengumpat. Ketika itu wanita bersedekah ada yang melepaskan antingnya, ada yang melepaskan kalungnya untuk menyelamatkan diri dari neraka jahannam, dan ibadah terbaik di bulan Ramadan adalah bersedekah. Di antara sedekah yang bisa dilakukan di bulan Ramadan adalah memberikan buka puasa,” urainya.

Ia menambahkan, wanita yang dalam kondisi haid memang dalam kondisi tidak salat dan puasa. Jika seseorang terbiasa melakukan ibadah, maka mudah-mudahan ketika haidpun pahala tetap berjalan.

Wanita haid disampaikannya bahwa tetap bisa membaca Al-Qur’an, tetapi tidak menyentuhnya langsung. Bisa dibaca dengan gadget atau smartphone, atau membaca dengan menggunakan kaos tangan. Wanita dalam kondisi haid juga diperbolehkan berdzikir.

“Karena Nabi Muhammad SAW mengatakan, jika orang beruzur, dia sakit atau bersafar, maka tetap dicatatkan pahalanya sebagai mana yang biasa ia kerjakan. Semoga para wanita kalau yang biasanya semangat berpuasa, tahu-tahu dia haid, mudah-mudahan dicatat pahala ibadah puasanya, karena itu kebiasaan dia,” paparnya.

Di bulan Ramadan ini, penekanannya, bahwa kaum wanita untuk dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat, tidak bergunjing atau terlalu banyak mengkonsumsi konten media. “Bulan Ramadan ini bulan spesial yang setiap detik, benar-benar mempengaruhi nasib kita di alam Barzah sebelum nasib kita di hari akhirat kelak,” sebutnya.

Lainnya, bahwa pergi bersilaturahmi dengan keluarga terutama pada orang tua sangat dianjurkan.

“Ibadah yang paling agung yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu adalah berkhidmah kepada suami dan anak-anaknya. Ibu-ibu yang berbakti sama suami di luar Ramadan pahalanya besar apalagi di bulan Ramadan, seperti menyiapkan sahur dan buka puasa untuk suami itu semua berpahala. Ini beberapa hal yang hendaknya diketahui para wanita agar mereka dapat beramal saleh sebanyak-banyaknya di bulan Ramadan,” pungkasnya. (*)