Gantala Jarang, Kuliner Khas Jeneponto dari Olahan Daging Kuda

Gantala Jarang, Kuliner Khas Jeneponto dari Olahan Daging Kuda

Olahan daging sapi seperti Coto dan Konro sudah akrab ditelinga masyarakat Sulawesi Selatan, tapi belum dengan olahan yang terbuat dari daging Kuda ini, Gantala Jarang.

Jika Anda berkunjung ke Jeneponto, yang berjarak kurang lebih 90 Kilometer dari Kota Makassar Sulawesi Selatan, jangan kaget jika banyak menu makanan yang terbuat dari daging kuda ini.

Gantala Jarang, berasal dari kata “ gantala” yang berarti kuah. Sedangkan kata “ jarang” merujuk pada bahasa Makassar yakni kuda.

Bagi masyarakat Turatea, julukan dari Kabupaten Jeneponto, Gantala Jarang merupakan salah satu makanan yang harus ada dalam berbagai acara, misalnya pesta perkawinan. Berbeda dengan Coto Makassar, makananan yang dimasak tanpa campuran rempah ini memiliki rasa dan bau yang khas.

Untuk proses pembuatan makanan ini sebenarnya terbilang sederhana. Pertama daging kuda direbus terlebih dahulu dalam wadah khusus yang terbuat dari potongan drum menggunakan kayu bakar. Setelah itu daging kuda diberi garam dan kunyit. Walaupun tidak dimasak dengan bumbu yang berlimpah, namun makanan ini memiliki rasa dan aroma lezat yang khas dari daging kuda.

Gantala jarang diyakini sebagai obat anti tetanus dan dapat membangkitkan gairah vitalitas pria dewasa. Makanan itu dulunya hanya dapat dijumpai di acara hajatan maupun pesta adat masyarakat Jeneponto. Seperti halnya Coto Makassar atau Pallubasa, Gantala Jarang biasa juga dinikmati dengan ketupat ataupun Nasi putih.

Kini, gantala jarang bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Jeneponto. Seperti di Pasar Tradisional Tolo, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto terdapat beberapa warung yang menghidangkan Gantala Jarang. Gantala Jarang bisa dinikmati hanya dengan harga perporsinya Rp 20.000 – Rp. 30.000,-. Bagaimana tertarik untuk mencicipinya?