BERANDANEWS – Makassar, Forum Anomali yang didalamnya tergabung beberapa elemen mahasiswa yang bertujuan untuk penjagaan demokrasi ke banyak titik di Indonesia.
“Beberapa hari lalu, bersama Gielbran Ketua BEM UGM, Haikal Ketua BEM Unpad, dan Afiq Sekjen Sema Paramadina membentuk Forum Anomali, forum yang kami rancang untuk menyebarkan paham penjagaan demokrasi ke banyak titik di Indonesia”, ujar Ketua BEM UI Melki.
Sebelumnya bersama mahasiswa makassar pada Kamis (18/1), menggelar aksi DemokrasiJagung, dan berlanjut di Kota Parepare sehari setelahnya.
“Kami membersamai kawan-kawan mahasiswa Makassar untuk aksi #DemokrasiJagung (aksi yang sudah kami langsungkan di Solo dan Jogja tahun lalu). Setelahnya kami datang ke Parepare hari ini (19/1)”, ujar Melki.
Adapun Diskusi yang digelar di Parepare membahas tentang masa depan demokrasi juga anomali demokrasi, dihalangi dan dibubarkan oleh Kepolisian setempat.
“Sebelum kami menyelenggarakan diskusi, pihak penyelenggara sudah dihimbau oleh Kapolres Parepare untuk membubarkan acara. Kabarnya itu adalah arahan langsung dari Polda Sulsel. Kami tidak diperbolehkan untuk menyelenggarakan diskusi, melangsungkan kritik-kritik, dan membawa jagung yang adalah simbol kami”, jelas Melki.
Melki menyebut Konflik hampir terjadi, saat diskusi berlangsung.
“Kami tetap melaksanakan diskusi di tempat yang seharusnya. Beberapa saat, Kapolres datang sendiri ke lokasi diskusi dengan menggunakan seragam untuk mengawasi diskusi”, ujarnya
Meski demikian tidak diketahui pasti alasan adanya pengawasan dan niat pembubaran diskusi yang dilakukan.
“Kami sampai sekarang tidak tahu alasan diskusi ini dibubarkan. Namun kami mendengar seorang aparat kepolisian yang menyatakan bahwa ini arahan Polda Sulsel”, tegas Melki.
Menurutya tindakan ini inkonstitusional, melanggar hukum, dan melecehkan HAM. Pihaknya pun meminta Kapolri untuk menertibkan anggotanya di Polda Sulsel dan Polres Parepare.
“Jangan sampai ulah anggota Kepolisian yang kurang cerdas ini terjadi di berbagai titik yang lain”, tambahnya.(*)