Dosen Komunikasi UINAM : JMS sebagai Penantang, Beban Berat bagi Petahana di Pilkada Bulukumba

Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba ( Dok: KPU Bulukumba)

BERANDANEWS – Makassar, Pertarungan dua Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba dinilai akan menjadi pertarungan gengsi antara Jamaluddin M Syamsir (JMS) – Tommy Satria Yulianto melawan petahana Andi Muchtar Ali Yusuf – Andi Edy Manaf.

Hal tersebut diungkapkan Akademisi UIN Alauddin Makassar (UINAM), Dr. Ibnu Hajar Yusuf, S.Sos.I, M.I.Kom, Jumat (04/10).

Menurut Ibnu Hajar, perhelatan politik di pilkada Bulukumba 2024 merupakan pertarungan head to head gengsi lintas generasi.

“Andi Muchtar yang kembali maju sebagai  petahana mendapat tantangan dari mantan aktifis dan pemuda Jamaluddin Syamsir, yang merupakan lawan yang sepadan. Intinya, ini pertarungan lintas generasi”, ujar Ibnu Hajar.

Menurut Dosen Komunikasi UINAM ini, JMS tidak memiliki beban untuk bertarung sebagai penantang, sementara petahana  memiliki beban masa lalu yang dinilai ada beragam masalah selama menjabat termasuk kepuasan masyarakat Bulukumba.

“Dari dua paslon ini, petahana memiliki beban yang berat, apalagi yang dihadapi ini (JMS) yang maju tanpa beban. Artinya, untuk kembali memimpin di Bulukumba, beban Andi Utta sangat berat dikarenakan adanya ketidakpuasan masyarakat selama menjabat”, terangnya.

Menurutnya, beban itu yang sulit untuk diperbaiki, apalagi adanya hubungan disharmonisasi antara golongan aktifis dan pemuda beberapa waktu lalu di Bulukumba menjadikannya sulit untuk kembali meraih suara dari pemuda dan aktifis di Bulukumba.

“Ada disharmonisasi antara petahana dengan pemuda termasuk aktifis mahasiswa beberapa waktu lalu, dan ini beban yang sangat berat bagi petahana untuk kembali menggaet pemilih dikalangan pemuda, sementara penantang (JMS) yang dekat dengan aktifis, pasti akan memanfaatkan peluang ini”, jelas Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar menambahkan, pengalaman JMS yang matang selama meramba dunia aktivis, JMS yang merupakan mantan Ketua HMI, Ketua KNPI Sulsel, hingga sepak terjangnya di tingkat nasional termasuk di Partai Golkar.

“Tentu ini menjadi modal sosial yang begitu besar untuk bertarung memperebutkan 01 di Bulukumba, modal  jejaring semua kelas sosial di masyarakat, pemuda dan mahasiswa Bulukumba, kemudian jejaring nasional terutama di Partai Golkar, kemudian hadirnya Tomy Satria sebagai pendamping JMS sangat besar pengaruhnya diruang publik dengan basis elektoralnya yang masih terjaga sampai hari ini di Bulukumba yang dijuluki butta panrita lopi”, tutup Ibnu Hajar.(*)