Data Pribadi yang Tak Boleh Di-share di Media Sosial

Pengguna media sosial saat ini bukan hanya sebagai media berbagi informasi dan komunikasi bahkan hiburan saat ini. Selain itu, beberapa pengguna juga kerap kali pengguna membagikan informasi di media sosial. Sayangnya, beberapa pengguna juga memposting beberapa informasi pribadi yang seharusnya tidak disebarkan. Seperti halnya riwayat kesehatan, data ini menjadi penting pasalnya sering kali ketika seseorang ketahuan misalnya secara fisik ataupun secara mentalnya menderita penyakit kemudian beberapa pihak mulai mendiskriminasi.

Dikhawatirkan ketika seseorang misalnya riwayat penyakitnya diketahui oleh orang lain. Terutama yang sering kali mendapat diskriminasi itu misalnya yang HIV AIDS, atau misalnya penyakit Lepra, atau apa yang bisa dibilang cukup bisa membuat orang akhirnya merasa terdiskriminasi. Selain itu, terkait kartu keluarga, buku nikah dan lain lain yang sering kali tanpa sadar orang mengeksposnya sendiri. Kemudian riwayat pernah ditahan atau tidak ditahan di kepolisian itu juga menjadi data yang sensitif.

Pemahaman pengguna media sosial tentang privasi data saat ini masih terbilang rendah.B eberapa data pribadi yang rentan seperti alamat, nama lengkap, dan nama orang tua. Selain itu, ada beberapa pengguna media sosial bahkan kerap membagikan boarding pass beserta barcode saat berpergian.

Ada banyak aplikasi di media sosial seperti halnya game, kuis, ramalan yang mengharuskan penggunanya untuk memasukkan data diri, hal ini menjadi kerentanan sendiri terkait dengan perlindungan data pribadi. Olehnya itu perlu diketahui saat ini banyak orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan data privasi kita yang kemudian “diperjualbelikan” melalui database yang didapat dari media sosial yang kita gunakan tersebut.(*)