Cara Efektif Meningkatkan Public Speaking

Ilustrasi (Foto: Pexels.com)

GAYA HIDUP – Dengan komunikasi yang tepat, ada beragam kesepakatan dimenangkan, hubungan dimulai, pertanyaan dijawab, dan masih banyak lagi.

Kita semua dapat memperoleh manfaat dari komunikasi yang tepat dengan mengasah dan mengembangkan keterampilan komunikasi kita. Dilansir dari Big Think, berikut 5 cara untuk membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif.

Ketahui Perbedaan antara Kesenjangan Nyata dan Perasaan
Kebanyakan orang melaporkan tingkat kecemasan yang tinggi ketika berbicara dalam situasi yang berisiko tinggi. Salah satu sumber utama kecemasan tersebut adalah anggapan bahwa orang lain sedang mengevaluasi dan menghakimi kita yang membuat kita menjadi sangat sadar diri, bertanya-tanya bagaimana setiap hal yang kita katakan atau lakukan bisa dianggap oleh orang lain.

Untuk mengurangi perasaan sadar diri ini, kita dapat mengingatkan diri kita sendiri tentang kesenjangan nyata dan perasaan. Pastinya Orang lain tidak mempunyai pemahaman yang baik tentang keadaan internal Anda

Manfaatkan Efek Keutamaan dan Kekinian
Perhatian adalah komoditas paling berharga yang kita miliki di dunia. Perhatian kita terus-menerus ditarik ke berbagai arah. Kita dapat membantu audiens fokus pada komunikasi kita dengan memanfaatkan cara kita memecah-mecah perkataan.

Psikologi telah mengajarkan bahwa kita cenderung mengingat apa yang pertama dan terakhir kita dengar atau baca, yang disebut efek keutamaan dan kekinian. Kita dapat memanfaatkan kecenderungan ini dalam cara kita menata apa yang akan kita ucapkan.

Daripada memberikan daftar ide yang panjang, kita bisa mengelompokkannya ke dalam unit-unit tersendiri. Dengan mengelompokkan pesan, kita sebenarnya menciptakan beberapa momen awal dan akhir, memungkinkan audiens kita untuk tetap lebih terlibat dan mengingat lebih banyak pesan secara keseluruhan.

Gunakan Pola Pikir
Banyak di antara kita yang mengalami reaksi fisik terhadap kemungkinan berbicara secara spontan atau di depan umum. Biasanya, napas kita cenderung menjadi lebih cepat, pita suara kita menegang, dan suara kita menjadi lebih melengking. Nada bicara kita terkesan defensif dan pesan yang kita sampaikan menjadi terpotong-potong, tidak inklusif, menjaga jarak, dan tertutup.

Hal ini karena banyak dari kita secara tidak sadar memandang komunikasi sebagai sesuatu yang menantang dan mengancam. Kita merasa terkepung, pemikiran kita menjadi kaku, dan defensif. Dengan menganggap komunikasi spontan bukan sebagai ancaman, kita dapat membiarkan kepribadian kita bersinar.

Fokus kita akan meluas seiring kita mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan baru dan beragam. Kita membuat tubuh kita secara fisik lebih besar dan lebih terbuka, mendekatkan diri kepada orang lain, dan menunjukkan kehadiran yang lebih intim serta menarik.

Nada bicara kita akan terdengar lebih percaya diri, kompeten, dan terukur, serta pesan kita akan menjadi lebih berempati, mendetail, inklusif, dan menarik.

Buat Struktur Naratif Sederhana
Otak kita dirancang untuk melupakan banyak hal yang kita alami, menyaringnya sehingga kita dapat mengingat hal-hal penting. Penyaringan ini jika dipadukan dengan perhatian yang buruk sering kali membuat audiens melupakan apa yang kita komunikasikan. Kita dapat melawan kecenderungan ini dengan menciptakan komunikasi terstruktur.

Struktur yang dimaksud adalah narasi atau cerita yang secara logis menghubungkan ide satu sama lain, mengorganisasikannya menjadi awal, tengah, dan akhir. Otak kita dirancang untuk mencari, menikmati, menciptakan, dan mengingat narasi atau cerita terstruktur. Dengan menyusun komunikasi sebagai urutan yang logis, kita membuat pesan kita diperhatikan dan diingat, baik oleh kita maupun audiens kita.

Fokus pada Waktu dan Tujuan
Komunikasi yang terbaik dan paling kuat baik dalam situasi formal maupun spontan adalah komunikasi yang jelas dan terfokus dengan tajam. Ini menyampaikan semua yang dibutuhkan audiens untuk menerima pesan yang diinginkan pembicara dan hanya informasi itu saja.

Hal ini tidak mengalihkan perhatian penonton, membuat mereka bosan, atau menyia-nyiakan waktu mereka dengan menggunakan kata-kata yang tidak jelas, tidak relevan, sangat padat, sarat dengan akronim, atau bertele-tele.

Ringkas membuat pesan lebih mudah diterima, karena mengaktifkan lebih sedikit sistem pemrosesan di otak. Mengucapkan lebih sedikit kata biasanya akan memungkinkan kita terhubung lebih baik dengan audiens dan menjaga perhatian mereka.

Untuk membantu menyusun pesan yang jelas dan ringkas, tentukan tujuan penting untuk disertakan dan tidak disertakan dalam pesan. Sebuah tujuan memiliki tiga bagian, yaitu informasi, emosi, dan tindakan. Dengan menentukan setiap bagian dari tujuan, kita kemudian dapat mengasah dan memfokuskan pesan pada apa yang relevan dan perlu untuk dibagikan kepada audiens.

Kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan percaya diri, menarik, dan ringkas secara langsung mempengaruhi kemampuan kita untuk sukses dalam situasi berbicara yang terencana dan spontan. Dengan menggunakan teknik ini, kita semua dapat belajar berpikir lebih cepat dan berbicara lebih cerdas dalam segala situasi. Semoga bermanfaat.(*)