BERANDANEWS – Makassar, Sebagai upaya dalam penurunan stunting di Sulawesi Selatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 16 persen untuk tahun 2024.
Hal tersebut diungkapkan Kepala perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin.
“Sulsel harus mengejar target turun sampai 16 persen,” kata jelas Shodiqin, Jumat (26/1).
Menurutnya BKKBN Sulsel optimistis mampu mencapai target tersebut dengan melakukan sejumlah program, di antaranya menggencarkan program Bangga Kencana dan Bina Keluarga.
Untuk Sulsel sendiri masuk 12 besar dengan jumlah penderita stunting tertinggi secara nasional bersama Sulbar.
Adapun penyebab tingginya angka stunting di Sulsel disebabkan banyaknya pernikahan muda, gizi ibu hamil yang sangat kurang, serta rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya program KB.
“Faktor penyebab tingginya angka stunting termasuk banyaknya pernikahan usia muda, kelahiran berdekatan dan asupan gizi ibu hamil dan saat melahirkan sangat minim. Dan itu yang dicarikan solusi dan strategi untuk menurunkan angka stunting ini,” jelas Shodiqin.
Dari data yang diperoleh Angka stunting Sulsel pada 2022 masih sangat tinggi yakni di posisi 27,2 persen. Dari angka itu, tertinggi di Kabupaten Jeneponto sebesar 39,8 persen danterendah di Barru 14,1 persen.
“Semua itu tergantung kerja keras masing-masing di daerah”, tambah Shodiqin.(*)