Baru baru ini kita dihebohkan dengan munculnya pernyataan yang viral dimedia sosial, bahwa seorang perempuan yang berenang di kolam renang bersama seorang pria yang mengalami ejakulasi, bisa hamil? Jawabannya adalah tidak benar.
Sebuah artikel yang dilansir dari Thatsnonsense, Penjelasan ilmiahnya adalah sebagai berikut:
Kolam renang adalah lingkungan yang tidak bersahabat bagi sperma atau air mani pria.
Sperma dapat hidup hingga berjam-jam di luar tubuh manusia, itu benar. Namun, hanya dalam kondisi optimal. Kolam renang sendiri tidak memberikan kondisi optimal. Sebaliknya, kolam renang sangat tidak bersahabat dengan sel sperma yang ringkih. Air di kolam renang biasanya dirawat dengan bahan kimia agar tetap jernih dan bersih, dan suhunya terlalu hangat untuk sperma. Ini berarti sperma hanya dapat hidup beberapa menit saja saat berada di air kolam.
Sperma Bergerak Lambat
Secara teknis, jika dilihat dari ukurannya, sperma bisa bergerak cepat. Faktanya, sperma bergerak sangat lambat. Kekuatan awal ejakulasi adalah sekitar 10 mil per jam (di luar air), namun itu hanya berlangsung dalam hitungan detik saja, dan setelah itu kemampuannya menghilang. Kecepatan sperma di luar tubuh, faktanya bergerak sangat lambat, bahkan untuk mencapai jarak 15-20 cm saja butuh waktu sekitar 1 jam. Namun, begitu sperma keluar dari tubuh dan terkena udara luar, seluruh kemampuannya akan berkurang bahkan menghilang.
Berbagai Rintangan Menghadang
Baju renang yang menutupi tubuh serta labia yang tertutup tidak akan bisa ditembus oleh sperma. Ditambah lagi penggunaan kontrasepsi oleh perempuan akan melindunginya dari kemungkinan hamil karena berenang di kolam renang bersama pria yang mengalami ejakulasi. Air kolam renang yang hangat dan juga kandungan bahan kimia (kaporit) di dalamnya, tentu saja bukan “lingkungan bersahabat” bagi sperma yang “tersesat”.
Tidak Punya Navigasi yang Baik
Banyak yang percaya cairan sperma memiliki suar “homing” yang fantastis untuk memastikannya bergerak ke arah yang benar, seperti hiu mendeteksi aroma darah di lautan. Namun, itu tidak benar. Cairan sperma memiliki reseptor yang dapat membantu menemukan sel telur, tetapi ini hanya bekerja ketika sperma sudah sangat dekat dengan sel telur (dalam jarak per sekian milimeter). Di air kolam renang yang terbuka, maka cairan sperma tidak tahu arah yang harus ditujunyacke mana ia akan pergi.
Perempuan Tak Selalu Subur
Perlu dicatat bahwa seorang perempuan hanya mengalami masa subur sekitar 25% dari siklus menstruasi mereka. Ini berarti jika cairan sperma berhasil menggagalkan semua poin sebelumnya yang hampir tidak mungkin itu, hanya memiliki peluang yang relatif sangat kecil yang mengakibatkan seorang perempuan jadi hamil.
Maka, pada dasarnya tidak mungkin bagi seorang perempuan bisa hamil hanya karena berenang di kolam yang sama dengan pria yang mengalami ejakulasi.