Bantah Tuduhan sebagai Tempat Penimbunan BBM, ini Kata Kepala Bengkel PT. Katana Global Trade 

Kendaraan yang digunakan Oknum yang mendatangi Bengkel PT. Katana Global Trade

BERANDANEWS – Luwu, Workshop atau bengkel milik PT. Katana Global Trade yang berlokasi di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu menjadi sorotan usai viral di media sosial.

Informasi Bengkel yang ada disekitar Jalan Trans Sulawesi tersebut disebar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, disebut sebagai tempat penimbunan BBM Bersubsidi Jenis solar.

Menanggapi informasi tersebut, kepala Workshop Tawakkal angkat bicara.

Ia menyebut bengkel, atas nama PT. Katana Global Trade merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Ekspedisi dan Armada tangki BBM, yang lebih dikenal dengan jasa angkutan.

Penyebab dari adanya tuduhan ini, Tawakkal menjelaskan bahwa pada Rabu 9 April lalu, tepatnya di Workshop PT. Katana Global Trade sekitar pukul 13.00 Wita dimana saat itu karyawan sedang menikmati sisa waktu istirahatnya. Tiba-tiba sebuah mobil Avanza Hitam bernopol DD 1237 GH masuk tanpa izin di area bengkel (Workshop).

“Saat masuk area bengkel, seorang secara tiba-tiba turun dari mobil dan mulai melakukan aksi perekaman video melalui handphone miliknya tanpa diketahui maksud dan tujuannya, spontan saja anak-anak (karyawan,red) yang risih dengan kelakuan oknum tersebut mempertanyakan maksud pengambilan video tersebut, karena ini bukan area umum” ungkapnya.

Mereka berjumlah 3 orang, yang mengaku anggota LSM dan anggota TNI.

“Jadi, Rombongan oknum dalam mobil tersebut berjumlah empat orang, tiga (3) orang diantaranya merupakan oknum Wartawan dan LSM dan satu (1) orang lainnya merupakan oknum anggota TNI Kodim 1403/Palopo. Hal tersebut kami ketahui setelah mempertanyakan maksud kedatangan dan aksi perekaman video secara tiba-tiba”, Jelasnya.

Tawakkal menjelaskan, saat itu, sopir dan mekanik sebanyak 30 orang tengah mengecek kondisi kendaraannya masing-masing di Workshop. Ada kisaran 20 unit Armada yang tengah berada di workshop untuk di cek kondisinya sebelum diberangkatkan. Di antaranya, 8 unit Truk Ekspedisi, 7 unit Armada Tangki dan 5 unit Dump Truk.

“Setiap armada wajib masuk di Workshop untuk dicek atau diservice. Dan armada yang sudah memuat terkadang harus dibongkar atau dipindahkan muatannya ke Armada lain. Sehingga kami terpaksa memindahkan muatan khususnya BBM ke tandon karena armadanya harus diservice” kata Tawakkal.

Tawakkal menilai, ada kesalahpahaman dengan oknum yang masuk tanpa izin tersebut,.

“Terkait kejadian kemarin itu, karena ada kesalahpahaman antara karyawan kami dengan empat oknum yang masuk tanpa izin di workshop kami dan melakukan hal yang mencurigakan”, jelasnya

“Salah seorang diantaranya langsung turun dari mobil dan merekam video. Dan salah satu karyawan kami denkati dan bertanya kepada oknum tersebut pak, darimana dan kenapa langsung merekam, tapi tidak dijawabnya pak” tambah Tawakkal menceritakan kronologinya.

Hal senada juga diungkapkan salah satu karyawan yang terlibat langsung kejadian itu menjelaskan bahwa setelah oknum tersebut merekam video, mobil yang dikendarainya terlihat bergerak hendak keluar meninggalkan lokasi.

“Karena situasinya kurang bersahabat makanya teman-teman berusaha menghadang dan memperjelas maksud dan tujuannya. Karena oknum tersebut menolak memperkenalkan diri. Namun, salah satu diantara mereka menyahut bahwa mereka datang bersama anggota, jadi kami semakin bingung, sebenarnya ada apa, sampai bawa-bawa nama anggota” terangnya.

Situasi saat itu sempat senyap dengan adanya petugas. Para karyawan pun bertanya, “Anggota apa, darimana, dan apa maksudnya datang merekam begini” Tanyanya dengan sedikit kesal.

Rombongan oknum tersebut mengaku didampingi anggota TNI.

“Kami bersama aparat, ada komandan di atas mobil” Jawab salah satu oknum yang mengaku Wartawan dan LSM.

Anehnya, Oknum TNI yang diketahui berpangkat Kopral tersebut yang berada dalam mobil justru menyangkal bahwa dirinya bukanlah anggota TNI melainkan bagian dari rombongannya. Sehingga memicu ketegangan dengan para karyawan PT. Katana yang merasa dipermainkan.

Akhirnya, setelah perdebatan tersebut memuncak, pihak PT. Katana bersama karyawan bisa komunikasi lebih baik dengan mengusulkan untuk berbicara di dalam bengkel bersama 4 orang oknum tersebut.

Namun, salah satu oknum wartawan sempat melarikan diri ke rumah warga. Dan akhirnya dijemput oleh warga untuk hadir bersama rombongan dan mereka berdamai setelah melakukan komunikasi.
Diketahui, usai kejadian tersebut, mobil oknum pulang, namun mengarah ke Kota Palopo, berbeda dengan pernyataan S yang mengaku menumpang untuk ke Belopa. (*)