Di bulan Ramadan biasanya ada beberapa orang yang setelah makan sahur dan melaksanakan salat subuh, kebanyakan orang memilih untuk tidur lagi karena rasa kantuk yang tak tertahan. Perkara tidur juga menjadi salah satu adab yang diatur dalam agama islam.
Kebiasaan tidur setelah sholat subuh, termasuk saat bulan puasa Ramadan tidak termasuk dalam hal hal yang membatalkan puasa, namun tentunya kebiasaan ini dinilai jelek dan bukan bagian dari syarat sah puasa Ramadan .idur pagi setelah salat Subuh memang mengasyikkan, tetapi kebiasaan itu ternyata berbahaya. Berikut bahayanya:
Bertentangan dengan Sunnah Rasul
Kebiasaan yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah bangun pagi dan langsung beraktivitas tanpa tidur lagi. Setelah Subuh, Rasulullah biasa berzikir hingga tiba waktu syuruq. Bagi umatnya, dianjurkan pula seperti itu, atau kalau ada keperluan mencari maisyah, waktu yang tersedia bisa dimanfaatkan untuk melakukan persiapan.
Tidak mendapatkan barakah waktu pagi
Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah mendoakan keberkahan bagi umatnya yang bangun di waktu pagi. Sebaliknya, doa itu mengisyaratkan bagi mereka yang tidur lagi setelah Subuh, mereka akan kehilangan keberkahan yang disebutkan dalam doa Nabi.
Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud)
Keberkahan dalam ayat ini memiliki makna yang luas. Secara umum maknanya adalah bertambahnya kebaikan. Bentuknya bisa macam-macam, misalnya bisnisnya berhasil sehingga bisa banyak berinfak atau karirnya meningkat sehingga mudah bersedekah.
Shakhr Al Ghamidi radhiyallahu anhu, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, adalah orang yang telah membuktikan doa Rasulullah tersebut. Sebagai pedagang, Shakr biasa pergi untuk berdagang mulai pagi-pagi dan akhirnya sukses menjadi saudagar kaya.
Jika keberkahan bisa bermakna luas berupa hilangnya kebaikan kalaupun tetap berlimpah- rezeki, tidur pagi juga secara khusus bisa menghalangi rezeki.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah masih dalam Zaadul Maad- mengatakan: “Empat hal yang menghalangi datangnya rezeki adalah tidur di waktu pagi, sedikit shalat, malas-malasan dan berkhianat.”
Wallahu alam bish shawab.
Lalu Rasul berkata,’ Wahai Fatimah bangun dan saksikanlah rezeki Tuhanmu dan jangan sampai masuk golongan orang lalai, karena sesungguhnya Allah membagi rezeki hamba-Nya sejak habis munculnya waktu fajar hingga terbit matahari.”
Atas dasar inilah sejumlah ulama memandang hukum tidur setelah shalat Subuh makruh. Dalam Kitab Ghidza al-Albab’ Syarh Manzhumat al-Albab, Imam as-Sifaraini mengatakan hendaknya seorang Muslim tidak tidur pada waktu-waktu tersebut. Imam as-Suyuthi, dalam Kitab Tadzkirahnya menjelaskan tidur pada waktu usai shalat Subuh adalah salah satu pertanda kefakiran seseorang. Sebab, seperti hadis riwayat Ahmad, Dawud, dan lainnya, keberkahan umat Muhammad SAW, terletak di awal pagi.
Menimbulkan rasa Malas
Mengisi waktu pagi setelah Subuh- dengan ibadah atau zikir menjadikan waktu berikutnya lebih segar dan bersemangat. Baik secara medis ataupun secara ruhiyah. Sebaliknya, tidur pagi setelah Subuh membuat seseorang tidak semangat di waktu berikutnya.
“Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi.” (HR. Al Bukhari)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa ghadwah dalam hadis ini artinya adalah waktu antara Subuh dan matahari terbit.
Ulama sekaliber Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa ketika dirinya berzikir setelah Subuh, siangnya beliau semangat. Kekuatannya bertambah. Tetapi ketika tidak berzikir di waktu pagi setelah Subuh, siangnya seperti kehilangan semangat.
Imunitas menurun
Tidur di waktu pagi juga bisa mengakibatkan kondisi fisik melemah dan mudah sakit. Terutama sakit kepala. Menurut sebuah hasil studi, tidur pagi menyebabkan serebrospinal bergerak ke otak. Inilah yang menimbulkan sakit kepala.
Jauh sebelum adanya studi ini, Ibnu Qayyim Al Jauziyah telah memberikan nasehatnya. “Tidur pagi juga Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat,” tulisnya dalam Zaadul Maad.