Bahaya… Kertas Pembungkus ternyata mengandung Racun

400

Biasanya ketika membeli masakan di warung atau tempat makan, pembungkus yang sering digunakan adalah kertas berwarna cokelat serta plastik transparan. Dua hal ini memang lumrah digunakan sebagai pembungkus makanan.

Namun, baru baru ini pakar toksikologi kimia mengatakan kedua pembungkus tersebut ternyata mengandung racun terutama jika kita terpapar dalam jangka waktu yang lama. Banyak yang tak menyadari kalau kertas pembungkus tersebut sebenarnya menyimpan bahaya. Sejumlah penelitian menemukan bahwa kertas pembungkus makanan mengandung BPA yang diyakini berbahaya bagi tubuh.

PA atau bisphenol A adalah bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah makan, bukan hanya plastik, tetapi juga kertas. Awalnya BPA digunakan pada wadah makanan kaleng agar kaleng tersebut tidak mudah berkarat. Kadar BPA tinggi pada umumnya terdapat dalam kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang. Bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas. Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

Saat BPA masuk ke dalam tubuh, zat tersebut dapat meniru fungsi dan struktur hormon esterogen. Karena kemampuannya tersebut, BPA dapat memengaruhi proses tubuh, seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi dan reproduksi.

Menurut riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kertas daur ulang yang digunakan sebagai pembungkus makanan diketahui memiliki bakteri yang terkandung dalam kertas pangan yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram, sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

Selain itu, zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Cara termudah untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji Anda atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.
Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan Anda.