Launching Tema Konfercab HMI Gowa Raya, Tegaskan Pentingnya Gagasan, Ketegasan, dan Mekanisme Organisasi

BERANDANEWS – Gowa, Launching Tema Konferensi Cabang (Konfercab) HMI Cabang Gowa Raya berlangsung hangat, harmonis dan penuh dinamika.

Dihadiri tiga narasumber yakni Andi Jimmy Rusman (Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya Periode 2018-2019), Syahrir Karim (Akademisi, Pengurus KAHMI Sulsel, Pengurus KAHMI Rayon UIN), serta Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng, M.Pd.I (Akademisi, Kordinator Presidium MW FORHATI Sulsel dan Mantan Ketua Kohati Indonesia Timur).

Kegiatan resmi dibuka oleh Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya, dihadiri Ketua Kohati, jajaran pengurus cabang, steering committee, perwakilan komisariat, serta kader-kader HMI Gowa Raya.

Andi Jimmy Rusman menyinggung Ketegasan Pemimpin Menentukan Arah Cabang

Dalam pemaparannya, Andi Jimmy menegaskan bahwa dinamika organisasi merupakan bagian alamiah dari proses berhimpun.

“Problem dalam berlembaga itu pasti ada. Yang membedakan adalah kemampuan kita mencari solusi. HMI itu punya tafsir tujuan, dan kita harus membuktikan bahwa kita berhimpun untuk tujuan itu,” ujarnya.

Ia menyinggung kondisi cabang yang “mungkin saja tidak baik-baik saja”, sehingga membutuhkan sikap tegas dari seluruh pengurus.

“Dalam penyelesaian dinamika cabang, pengurus tidak boleh mundur. Ketegasan itu penting. Kecerdasan itu penting. Dan ketegasan lahir dari karakter seorang pemimpin,” tambahnya.

Jimmy menutup dengan ajakan untuk bersama-sama menyukseskan Konfercab XII HMI Gowa Raya sebagai momentum pembuktian kualitas kader.

Syahrir Karim menyampaikan Konfercab adalah Pertarungan Gagasan, Bukan Konflik Pragmatis.

Syahrir Karim, dalam penyampaiannya, menegaskan bahwa esensi Konfercab ialah kontestasi gagasan, bukan arena konflik yang tidak produktif.

“Di Konfercab HMI, kita bertaruh gagasan. Pemimpin ke depan harus mampu menjual gagasan. Konflik selama ini banyak pragmatis, bukan konflik ide,” ucapnya.

Ia mendorong kader untuk lebih produktif dalam perdebatan intelektual, saling mengkritik dan mengevaluasi dalam semangat membangun.

“Kita perlu kultur berkunjung ke gagasan. Sekali-sekali kritis, tapi juga harus bersyukur. Produktivitas intelektual itu yang menguatkan organisasi,” tegasnya.

Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng: Konfercab Harus Dilakukan Oleh Cabang, Bukan Pihak Lain

Bunda Anci’, sapaan akrab Dr. Nur Syamsiah, menekankan pentingnya menjaga kemurnian mekanisme organisasi.

“Konfercab itu dilakukan oleh pengurus cabang. Kalau ada yang lain melakukannya, berarti ada kelainan,” tegasnya.

Ia menilai bahwa kader yang hadir adalah mereka yang tetap menjaga nilai-nilai kemurnian HMI.

“Orang yang melakukan sesuatu yang tidak benar, berarti bukan HMI secara penuh karena dia tidak paham. Yang hadir hari ini adalah mereka yang bahagia menjadi bagian dari HMI,” ucapnya.

Ketua Umum Cabang mengatakan HMI Bukan Organisasi Politis, Konfercab Bukan Tempat Kepentingan

Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya, Nawir Kalling, memberikan penegasan mengenai prinsip dasar organisasi di tengah dinamika yang berkembang.

“Konfercab bukan tempat untuk meletakkan kepentingan tertentu. HMI tidak berfungsi sebagai organisasi politis, tetapi sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan,” ungkap Nawir.

Ia mengapresiasi komisariat atau kader-kader yang tetap solid di tengah isu perpecahan, dan memastikan bahwa kepengurusan akan diselesaikan secara bertanggung jawab.

“Kalau pun ada yang ingin menghidupi kelompoknya sendiri, pastikan kita yang hadir hari ini adalah orang yang mampu menghidupi semuanya. Saya tegaskan, saya tidak pernah reaktif terhadap isu karateker. Kalau saya reaktif, mungkin cabang sudah pecah,” lanjutnya.

Dengan semangat kolaboratif yang terus dibangun, ia berharap HMI Cabang Gowa Raya tetap menjadi contoh organisasi yang mampu bekerja sama dan merawat relasi dengan berbagai pihak.

 

Ketua Panitia mengatakan Konfercab sudah menjalani Proses Panjang

Ketua Panitia Konfercab, Nurhidayahtullah, menjelaskan perjalanan panjang penyelenggaraan Konfercab yang telah dimulai sejak Juni.

“Mulai dari coming soon, SK panitia, hingga penyusunan steering. Sempat ada kendala teknis (redup), lalu masuk fase kedua. Tiba-tiba muncul berita karateker tanpa konfirmasi resmi,” jelasnya.

Ia menilai isu tersebut menjadi konsumsi publik yang tidak objektif, karena tidak ada langkah resmi seperti teguran atau koordinasi melalui struktur organisasi.

“HMI sebagai organisasi besar harus menjunjung mekanisme ideal dalam menyelesaikan polemik cabang. Konfercab harus dibangun secara terbuka, partisipatif, relevan, objektif, berbobot dan demokratis. Kami selaku penyelenggara Konfercab komitmen akan menyelesaikan amanah ini dengan gagasan, sebagaimaa arah dan mekanisme organisasi.” tegasnya.

 

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi kolektif bagi seluruh kader HMI Cabang Gowa Raya untuk kembali pada jati diri organisasi-berbasis nilai, gagasan, mekanisme, dan persaudaraan.

Dengan hadirnya tiga narasumber lintas generasi, dialog berlangsung harmonis namun tetap substantif, menghadirkan solusi dan penegasan penting bagi perjalanan organisasi menyukseskan Konfercab XII.

Semangat kolaborasi, integritas mekanisme, dan kedewasaan berpikir menjadi kunci agar HMI Cabang Gowa Raya tetap solid, rasional, dan relevan di tengah berbagai tantangan dinamika internal.(*)