BERANDANEWS – Jakarta, Pasca tragedi robohnya mushala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (30/9/2025) lalu.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan atas arahan Presiden Prabowo Subianto, pihaknya langsung melakukan pendataan terhadap pesantren di Indonesia, khususnya yang berusia di atas 100 tahun. Nasaruddin mengaku, diminta Prabowo untuk mencari anggaran demi membantu renovasi pesantren.
Selain itu Nasaruddin juga menyinggung, soal tingkat kepercayaan masyarakat ke pondok pesantren (ponpes). Sebab, kata dia, masyarakat percaya anak-anak dapat terbebas dari narkoba dan pergaulan bebas dengan tinggal di pesantren.
Hal tersebut disampaikan Nasaruddin usai bertemu Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait robohnya mushala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).
“Minat masyarakat ini, terlalu banyak yang ke pondok pesantren, karena mereka merasa anaknya lebih aman di sekolah kan di pondok pesantren. Mereka melihat bahwa aman dari narkoba, aman dari pergaulan bebas, dan memang menunjukkan bahwa karakter anak-anak pondok pesantren itu dinilai oleh masyarakat, lebih tepercaya, menciptakan karakter anak-anak yang saleh,” ujar Nasaruddin.
Nasaruddin menilai kepercayaan orangtua ini tidak sebanding dengan anggaran yang dimiliki ponpes.
“Memang tiap pondok pesantren ini tradisinya itu ada satu hal ya, masyarakat itu terlalu mempercayakan anak-anaknya kepada pondok pesantren. Tapi tidak berbanding lurus dengan anggaran yang dimilikinya. Kita tidak mendapatkan anggaran yang cukup untuk 42.000 pondok pesantren itu,” jelas Nasaruddin.
Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, pemerintah akan mengaudit pesantren tua, khususnya yang berusia 100-200 tahun.
Cak Imin menyebutkan, pondok pesantren (ponpes) yang rawan akan lebih diprioritaskan.
“Kita melakukan audit pesantren-pesantren tua, apalagi di atas 100, 200 tahun, yang tentu koordinasi bersama Menteri PU. Audit bangunan, lalu kita carikan untuk renovasinya, yang tua dulu rawan dulu. Yang menyangkut mana yang diprioritaskan, kita sudah memutuskan, yang kita prioritaskan adalah yang paling rawan, yang kedua, yang paling tua, itu dua prioritas,” ujar Cak Imin.(*)