Waspada Penularan HIV/AIDS di Makassar, Kasus Terus Bertambah

Ilustrasi HIV/AIDS

KESEHATAN – Angka kasus HIV/AIDS di Kota Makassar terus menunjukkan tren peningkatan dan menjadi perhatian serius berbagai pihak.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, mencatat tren kasus HIV/AIDS di Makassar fluktuatif. Dari Tahun 2023 ada 1.015 kasus positif dari 57.690 orang yang di-tracing, sementara tahun 2024 ada 925 kasus dari 48.139 yang di-tracing.

Kemudian sepanjang 2025 periode Januari-Juni, tercatat 454 kasus positif dari 23.311 orang yang di-tracing. Bahkan saat ini sebaran kasus sudah ada di beberapa kecamatan di Makassar.

Kondisi ini menuntut kewaspadaan masyarakat sekaligus penguatan langkah pencegahan oleh pemerintah, lembaga kesehatan, dan komunitas peduli HIV/AIDS.

Penyebaran HIV banyak ditemukan melalui hubungan seksual berisiko tanpa penggunaan kondom, penggunaan jarum suntik tidak steril, serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes dini.

Selain itu, stigma terhadap pengidap HIV/AIDS (ODHA) masih menjadi masalah yang memperburuk situasi. Banyak penderita enggan memeriksakan diri karena takut dikucilkan oleh lingkungan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah penularan lebih luas dan memungkinkan ODHA menjalani terapi ARV (Antiretroviral) agar tetap sehat dan produktif.

Dengan meningkatnya kesadaran bersama, diharapkan Kota Makassar dapat menekan angka penularan HIV/AIDS dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Untuk menghindari penularan HIV/AIDS, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

  1. Hindari seks bebas dan berganti-ganti pasangan

    • Hubungan seksual yang tidak aman adalah penyebab utama penularan HIV. Setialah pada satu pasangan.

  2. Gunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko

    • Kondom yang digunakan dengan benar dapat menurunkan risiko penularan secara signifikan.

  3. Tidak berbagi jarum suntik

    • Penularan HIV dapat terjadi melalui darah dari jarum suntik yang digunakan bergantian, misalnya pada pengguna narkoba suntik atau tato dengan peralatan tidak steril.

  4. Lakukan tes HIV secara berkala

    • Tes dini sangat penting, terutama bagi mereka yang berisiko. Semakin cepat diketahui, semakin cepat bisa ditangani.

  5. Ibu hamil wajib periksa HIV

    • Untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi, ibu hamil disarankan menjalani tes HIV dan mendapat penanganan medis jika hasilnya positif.

  6. Hindari transfusi darah yang tidak jelas asal-usulnya

    • Pastikan darah yang digunakan berasal dari unit donor resmi yang sudah melalui proses skrining HIV.

  7. Jaga perilaku hidup sehat

    • Tidak menggunakan narkoba, menjaga kebersihan, dan meningkatkan kesadaran diri akan risiko penularan.

Prinsipnya, HIV/AIDS bisa dicegah dengan menerapkan perilaku hidup sehat, bertanggung jawab, dan tidak diskriminatif terhadap ODHA.(*)