Hikmah menunaikan Puasa Sunnah di bulan Syawal

Ilustrasi

Puasa Syawal merupakan salah satu ibadah sunnah dilaksanakan 6 hari di bulan Syawal tahun Hijriyah. Puasa sunnah ini dapat dilaksanakan secara berurutan maupun tidak berurutan.

Dalam satu hadits, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).

Lalu siapa saja yang dianjurkan untuk berpuasa 6 hari dibulan syawal?. Meski disebut puasa sunnah, hukum puasa Syawal pada dasarnya berbeda-beda pada setiap orang, tergantung ada tidaknya tanggungan puasa. Hukum puasa Syawal ini bisa menjadi Sunnah, Makruh, bahkan Haram.

Sunnah disini bagi orang yang tak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar

Kemudian Makruh bagi mereka yang punya utang puasa Ramadhan karena uzur, misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya. Dan Haram bagi orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur.

Adapun keutamaan Puasa Syawal sebagai berikut:

Menyempurnakan Puasa Ramadhan
Hal ini sama halnya dengan shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah) yang bisa menjadi penyempurna bagi shalat fardhu. Yang juga berlaku bagi puasa sunnah Syawal bisa menjadi penyempurna puasa Ramadhan.

Mendapatkan Pahala Puasa Satu Tahun
Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya.

Mengacu pada penjelasan tersebut, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan. Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun.

Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan
Salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai. Begitupun dalam puasa Ramadhan. Salah satu ciri-ciri diterimanya puasa Ramadhan adalah seseorang melakukan puasa sunnah Syawal setelahnya.

Sebagai Tanda Syukur
Melaksanakan puasa sunnah Syawal merupakan bukti syukur seorang hamba karena selama bulan Ramadhan telah memperoleh anugerah dari Allah SWT. Baik berupa ibadah-ibadah yang bisa dijalani di dalamnya ataupun ampunan yang dijanjikan bagi orang yang beribadah selama bulan puasa.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).(*)