BERANDANEWS – Makassar, Tim Penggerak PKK Sulsel menggelar pengajian secara virtual bersama pengurus PKK dari 24 kabupaten/kota, Selasa, (11/5).
Ustadz Dr H Abbas Baco Miro LC MA hadir sebagai narasumber, membawakan materi Tuntunan Shalat Idul Fitri dan Hikmah Silaturrahim.
Pengajian diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, yang dibawakan oleh
Muh Farhan Attaya, Juara Lomba Tahfidz Al Qur’an yang diselenggarakan PKK dan Pemprov Sulsel, belum lama ini. Farhan merupakan utusan dari Kabupaten Barru.
Dalam sambutannya, Plt Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina, menyampaikan, setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, sebentar lagi umat Islam akan merayakan Idul Fitri. Lebaran merupakan momentum yang ditunggu oleh umat Islam, dan kita akan seperti terlahir kembali.
“Pada hari raya Idul Fitri, kita harus saling memaafkan dan menyambung silaturahmi. Meskipun tidak bisa saling mengunjungi secara langsung karena masih suasana pandemi, tetapi kita bisa bersilaturahmi dengan memanfaatkan teknologi,” kata Naoemi, yang membuka acara secara virtual dari Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel.
Ia menuturkan, silaturahmi memiliki arti yang sangat penting. Mereka yang senantiasa menyambung tali silaturahmi, akan ditambah rejekinya.
“Silaturahmi tidak hanya kepada keluarga, tetapi kepada orang-orang di sekeliling kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Naoemi juga meminta agar para peserta pengajian mendoakan saudara-saudara muslim yang ada di Palestina, yang kembali diberi ujian di Bulan Ramadhan kali ini.
“Saudara kita di Palestina kembali mendapat ujian dari Allah SWT. Mari kita doakan agar mereka diberi kekuatan dan kesabaran,” tuturnya.
Sementara, Ustadz Dr H Abbas Baco Miro LC MA, mengawali tausiahnya dengan menyampaikan pentingnya mengikuti majelis ilmu. Dimana menghadiri pengajian, sama halnya dengan berada di taman-taman surga. Dan diantara kenikmatan majelis ilmu, mereka ini akan menjadi saksi di hari kiamat.
“Mereka yang rajin mengikuti majelis ilmu seperti yang kita laksanakan hari ini, InsyaAllah adalah calon penghuni surga,” kata Ustadz Abbas.
Iapun memulai materinya dengan memutar sebuah video. Dimana seorang anak terlihat kelaparan, dan harus diusir oleh pedagang makanan. Hingga akhirnya, ia mendapat sepotong gorengan, yang ia bungkus dan dibawa lalu diberikan kepada adik perempuannya.
“Dari tayangan di video ini kita belajar, apapun yang Allah SWT berikan pada kita, harus kita syukuri,” ujarnya.
Bulan Ramadhan ini, kata Ustadz Abbas, menjadi momentum untuk melatih kepedulian sosial kita. Mereka yang tidak mampu, seharusnya menjadi ladang ibadah kita.
“Nabi sangat mencintai mereka yang lemah. Sebelum menjadi Nabi, Muhammad memiliki sumber kekuatan. Yakni silaturahmi, suka membantu orang lain, memuliakan tamu, dan menyokong amal kebajikan,” urainya.
Khusus pada silaturahim, sambungnya, bukan hanya kepada keluarga, tapi kepada siapa saja saudara kita umat muslim. Tetapi yang harua diperhatikan adalah silaturahmi kepada kedua orangtua, yakni ibu dan bapak kita.
Ustadz Abbas juga menyampaikan mengenai hari raya Islam, yang kerap disebut dengan Id. Dimana pada hari raya Idul Fitri, Allah SWT mempunyai kebaikan dan kemurahan yang kembali berulang-ulang, dan dianugerahkan kepada makhluknya setiap tahun, yang membawa kegembiraan dan kepuasan.
Para peserta pengajian virtual dari 24 kabupaten/kota terlihat antusias mengikuti acara ini. Mereka mengajukan banyak pertanyaan, bahkan yang tidak berkaitan dengan tema.