Berandasulsel.com – Makassar, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat, membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pendampingan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), di Hotel Claro Makassar, Kamis, (12/11).
Rakor diikuti delapan Kabupaten, yakni Takalar, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Wajo, Pinrang, Enrekang, dan Luwu Utara.
Abdul Hayat dalam sambutannya mengatakan, kita harus berpacu dengan serapan anggaran jelang akhir tahun. Serapan anggaran tersebut, tentu harus sejalan dengan kinerja, yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Apa yang kita lakukan selama ini harus dipertanggungjawabkan dan harus transparan,” kata Abdul Hayat.
Ia mengapresiasi pelaksanaan rakor oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Rakor tersebut merupakan bentuk tindaklanjut pendampingan bagi pemerintah daerah.
“Kalau reformasi birokrasi pemerintah kabupaten kuat, maka pemerintah provinsi juga kuat, dan secara nasional akan tangguh,” ujarnya.
Sementara, Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan III Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Naptalina Sipayung, mengatakan, Kementrian PAN – RB sebagai perumus kebijakan, mengkoordinasikan kebijakan, dan mengevaluasi, untuk mengukur sejauh mana implementasi dan kendala di lapangan. Forum ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Sulsel.
“Forum pertama diikuti empat kabupaten, forum kedua enam kabupaten, dan saat ini delapan kabupaten,” kata Naptalina.
Ia berharap, pemerintah provinsi ikut mengkoordinasikan kinerja pemerintah kabupaten dan kota. Setiap rupiah yang keluar dari APBN dan APBD, harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan penghargaan TOP 30 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Provinsi Sulsel. Adapun penerima penghargaan, yakni Kabupaten Bantaeng dan Luwu Utara masing-masing 4 inovasi; Sinjai, Takalar, dan Pemprov Sulsel masing-masing 3 inovasi.
Kemudian, Parepare, Makassar, dan Pangkep masing-masing 2 inovasi; dan Jeneponto, Barru, Bulukumba, Palopo, dan Tana Toraja masing-masing 1 inovasi. (*)